-->

Pengalaman Menjelajah Goa pindul


Persimpangan Gua Pindul

Yogyakarta tidak hanya Malioboro, Keraton, atau Pasar Beringharjo. Daerah Istimewa ini juga punya Gua Pindul yang menawan. Gua ini disebut-sebut memiliki stalaktit terbesar nomor empat di dunia. Keren!

Gua Pindul terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Gua ini merupakan salah satu gua di antara 12 gua alam yang terdapat di daerah ini. Di dalam Gua Pindul terdapat stalaktit terbesar nomer empat di dunia yang masih aktif. Tak hanya itu, ada juga panorama dinding gua dengan ornamenĂ¢€“ornamennya, seperti batu hiasan tirai, batu stalaktit yang sudah menyatu dengan stalagmit yang sering kita sebut batu Kolom, lapisan batu pasiran, dan stalaktit yang tumbuh pada dinding gua yang disebut batu cloustum.

Zona terang Gua Pindul

Panorama dan keindahan Gua Pindul bisa kita lihat dengan adanya batu kristal dan batu kristalin, serta hiasan dinding tirai yang berbentuk bulat, ada yang menyerupai jantung, sumur, dan batik. Serta, kita bisa melihat proses terjadinya batu stalaktit dan air berlian.

Dari Semarang, waktu tempuh menuju gua ini kurang lebih 3 jam dengan menggunakan mobil pribadi. Bagi Anda yang baru pertama kali ke gua ini jangan khawatir tersesat, karena sesampainya di Desa Bejiharjo akan banyak ditemui orang-orang di pinggir jalan yang membawa papan 'ke GUA PINDUL'.

Pintu masuk Gua Pindul

Maksud mereka membawa papan tersebut adalah untuk memberitahukan kepada pengunjung bahwa mereka dapat mengantarkan ke Gua Pindul. Tidak perlu sungkan meminta mereka mengantar, daripada kita tersesat, kita hanya perlu menyediakan uang sebesar Rp 10.000 saja.

Gua Pindul ini dikelola oleh 2 kelompok, yaitu kelompok wira wisata dan kelompok desa wisata. Kedua kelompok ini sama-sama terdiri dari karang taruna, ibu-ibu PKK dan warga desa yang berada di sekitar objek wisata Gua Pindul. Saat untuk pertama kalinya kami datang ke Gua Pindul, kami diantarkan oleh orang pemegang papan ke kelompok wira wisata.

Rafting Sungai Oya

Kesan pertama saat kami diantarkan ke Gua Pindul adalah jauh dan gersang, maklum saja saat kami ke gua ini saat sedang musim kemarau panjang, sehingga gersang dimana-mana. Begitu sampai di kelompok wira wisata ini, kami disambut oleh musik yang unik perpaduan antara suara lisung (alat untuk menumbuk padi) dan nyanyian jawa dari 8 ibu-ibu PKK yang membuat suasana yang sangat khas Jawa.

Benar-benar suasana yang tidak akan kita dapatkan di tempat lain. Saat musik lisung ini berhenti, maka kelompok musik gamelan akan menggantikannya. Sungguh perpaduan musik yang luar biasa, membuat kita ingin kembali lagi dan lagi ke tempat ini.

Air Terjun Kecil Sungai Oya

Setelah kami mendaftarkan diri ke sekretariat, kami pun menunggu di bawah saung untuk dipanggil mendapat giliran. Ini adalah saat menunggu yang tidak membosankan, karena kita disuguhkan oleh musik khas tersebut. Akhirnya kelompok kami dipanggil, kami pun bersiap-siap memakai pelampung, sepatu, dan mengambil ban yang disediakan penyelenggara.

Setelah selesai kami bersiap-siap, tiba saatnya kami berkumpul dan berdoa bersama guide, agar perjalanan kami lancar dan selamat sampai tujuan. Kemudian kami berjalan kaki menuju Gua Pindul. Sesampainya di pintu masuk Gua Pindul, sejenak kami terpana dan terpesona, karena baru kali ini kami masuk ke gua yang ditempuh dengan air di bawahnya. Biasanya kebanyakan gua ditempuh dengan berjalan kaki.

Setelah mengagumi keindahan gua dari pintu masuk, kami pun naik ke ban dan siap untuk menyusuri Gua Pindul. Benar-benar gua yang luar biasa indah dengan 3 zona di dalamnya, yaitu terang, remang-remang, dan gelap abadi yang memanjakan kami untuk terus menikmatinya.

Guide dengan lantangnya menjelaskan setiap jengkal kondisi goa, stalaktit dan stalagmit, batu-batuan yang terjadi karenanya, serta menjelaskan adanya sekelompok kelelawar dan burung walet di atas gua. sampai tidak terasa, kami akhirnya sampai kepada zona terang.

Zona dengan lubang menganga di atas goa membuat suasana gua menjadi terang dan indah, yang harus kita abadikan. 45 Menit kami lalui dan pada akhirnya kami sampai di pintu keluar Goa. Waktu sungguh tidak terasa, ingin rasanya suatu saat kembali lagi ke Gua Pindul ini.

Selesai menyusuri Gua Pindul, ada rasa tidak puas bermain air. Kami pun memutuskan untuk mengambil paket river tubing Oyo yang merupakan paket dengan kegiatan berwisata menyusuri Sungai Oyo dengan ban dalam.

Kami dengan santai menyusuri sungai dan di tengah perjalanan kami menikmati air terjun, serta mencoba memacu adrenalin dengan melompat dari tebing di pinggir Sungai Oyo dengan ketinggian 4-6 meter di atas permukaan sungai. Pengalaman yang tidak terlupakan, sensasi yang luar biasa!

Pikiran kami pun kembali segar selepas menyusuri sungai ini. Oh ya, pihak penyelenggara ternyata menyediakan wedang jahe untuk para pengunjung yang telah menelusuri gua dan sungai. Hmmm.. benar-benar menyenangkan, jadi kita tidak perlu khawatir masuk angin selepas menyusuri gua dan sungai.

Kami sepakat, suatu hari kami akan kembali lagi ke sini untuk berpetualang ke tempat wisata yang belum kami kunjungi di desa ini. Bukannya setelah ada yang pertama akan ada yang kedua, ketiga dan seterusnya kan? Tetap sehat, tetap semangat menikmati karunia Tuhan yang indah ini.

 Oleh: Bhekti Lestari - d'Traveler

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel