Bulan Terbelah : Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad
Sunday, 6 November 2005
Sumber :
Nabi Muhammad Saw Menurut Numerologi Dan Astrologi Cina, Muharram Hidayatullah.
Salah satu mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw adalah terbelahnya
bulan, yang terjadi pada tahun ke-9 kenabian. Yang satu berada di atas
bukit Abu Qubais dan lainnya tampak di atas bukit Qaiqa’an. Hal ini
belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan mukjizat terbesar
sepanjang sejarah kenabian, hingga diabadikan dalam Al-Quran.
● Al-Qamar 1
” Telah datang saat itu dan telah terbelah Bulan. “
● Az-Zukhruf 48
” Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka suatu mukjizat, kecuali
mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan
Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali ( ke jalan yang
benar ). “
Ibnu Mas’ud memberikan kesaksian, ” Aku melihat bulan terbelah
menjadi dua bagian di Mekah, yaitu sebelum Nabi Muhammad keluar
meninggalkannya ( berhijrah ke Madinah ). Lalu orang kafir Mekah
mengatakan, “Ia ( Muhammad ) telah menyihir bulan “. ( HR. asy-Syaikhani
dan al-Hakim )
Anas meriwayatkan, ” Orang-orang kafir meminta sebuah mukjizat dari
Nabi Muhammad ( sebagai bukti kenabiannya ), maka terbelahlah bulan di
Mekah sebanyak 2 x. ( HR. Tirmidzi )
SELENGKAPNYA :
Habib bin Malik adalah salah seorang raja dari beberapa kerajaan yang
ada di Syam ( Syria ), yang rakyatnya masih menyembah berhala. Di
kalangan bangsa Arab, ia dikenal sebagai Raihanah Quraisi.
Suatu hari, Habib bin Malik menerima undangan dari Abu Jahal, yang
isinya memberitahukan tentang munculnya rasul terakhir di Tanah Arab.
Sehingga, berangkatlah Habib dengan mengendarai kuda, bersama 12.000
pasukan berkuda. Sebelum sampai di kota Mekah, mereka singgah di Abthah (
suatu tempat dekat Mekah ) untuk melepas lelah dan beristirahat.
Mengetahui kedatangan Habib, Abu Jahal dan para tokoh Quraisy lainnya
menyambut kedatangan mereka dengan membawa berbagai hadiah dan
perhiasan yang mahal. Setelah Abu Jahal dan para tokoh Quraisy sampai di
Abthah dan bertemu dengan Habib bin Malik, sang raja mempersilahkan Abu
Jahal untuk duduk di samping kanannya, lalu menanyakan berita tentang
Muhammad Saw. Abu Jahal menyarankan agar Habib menanyakan langsung
kepada Bani Hasyim mengenai hal ihwal Nabi Muhammad.
Habib bin Malik pun menanyakan langsung kepada Bani Hasyim, dan salah
seorang dari Bani Hasyim menjawab, ” Kami tahu pasti tentang pribadi
Muhammad yang berbudi luhur. Sejak kecil beliau senantiasa menjaga
amanat dan jujur tutur katanya. Hanya saja, sejak usia 40 tahun ia
selalu mencela tuhan-tuhan kami, bahkan menyampaikan agama baru yang
berbeda dengan agama yang dipeluk nenek moyang kami. “
” Panggillah Muhammad kemari dengan ajakan yang baik-baik. Kalau ia tidak mau, maka paksalah, ” perintah Habib.
Kemudian mereka memberi tugas kepada salah seorang di antara mereka
untuk memanggil Rasulullah. Beliau memenuhi undangan itu dengan di
dampingi Abu Bakar dan istri beliau, Khadijah al-Kubra. Dengan isak
tangis, keduanya berkata : ” Kami kuatir dengan kekejaman orang-orang
kafir kepadamu, jangan-jangan mereka akan menggunakan cara kekerasan,
zalim, dan curang. “
Rasulullah menjawab, ” Jangan takut, bertawakallah kepada Allah dalam urusan ini. “
Lalu Abu Bakar menyerahkan baju warna merah kepada beliau, dan
Rasulullah pun memakainya. Kemudian beliau berangkat menemui Habib bin
Malik dengan tetap didampingi Abu Bakar di sebelah kanannya dan Khadijah
di sebelah kirinya.
Melihat kehadiran beliau, Habib lantas berdiri dan menyambutnya
dengan penuh kehormatan, lalu mempersilahkan Rasulullah untuk duduk di
atas kursi emas. Sementara, istri beliau Khadijah berdoa, ” Ya Allah,
tolonglah Muhammad dan menangkanlah hujjahnya. “
Rasulullah duduk di hadapan Habib, cahaya wajah beliau bersinar
terang menandakan kedamaian dan kewibawaan. Orang-orang yang hadir pun
mengagumi beliau. Kemudian Habib berkata, ” Hai Muhammad, kau tahu pasti
bahwa seluruh nabi itu memiliki mukjizat. Bagaimana dengan mukjizatmu? “
” Apakah yang kau inginkan? ” jawab Rasulullah.
” Matahari tenggelam dan bulan terbit di permukaan bumi dalam keadaan
terbelah menjadi dua keping. Lalu masukkan ke dalam jubahmu. Yang
sekeping keluar dari lengan kanan dan sekeping lagi keluar dari lengan
kirimu. Namun, kedua kepingan bulan itu harus dapat menyatu kembali dan
diletakkan di atas kepalamu untuk menandakan bahwa engkau seorang rasul.
Lalu kembalikan lagi ke langit menjadi bulan seperti biasanya, terbit
dan terbenam. Setelah itu, terbitkan kembali matahari dan edar sesuai
porosnya semua, ” pinta Habib.
” Kalau sudah kulakukan, apakah kau akan beriman kepadaku? ” tanya beliau.
” Ya, dengan syarat kau harus memberitahu kepadaku masalah yang membuat sedih hatiku, ” jawab Habib.
Mendengar permintaan-permintaan Habib itu, Abu Jahal lantas berdiri
dan menyetujuinya, ” Bagus Tuan Raja, sungguh tepat permintaan itu. “
Maka, berangkatlah Rasulullah menuju Gunung Qubais. Lalu shalat 2
rakaat, kemudian membentangkan kedua belah tangannya sembari berdoa
kepada Allah Swt. Malaikat Jibril pun turun dengan diiringi 12.000
malaikat yang dilengkapi sejumlah panah di tangan mereka.
” Salam sejahtera senantiasa untukmu, wahai Rasulullah. Sesungguhnya
Allah Swt menyampaikan salam kepadamu, dan Dia berfirman, ‘ Wahai
kekasih-Ku, jangan takut dan jangan bersedih, sebab Aku senantiasa
menyertaimu di mana saja kau berada. Sungguh, telah menjadi takdir dalam
ilmu-Ku dan dalam perjalanan kepastian-Ku di masa azali mengenai
hal-hal yang dituntut oleh Habib pada hari ini. Hadapilah mereka dan
sampaikan hujjahmu untuk menunjukkan bukti kebenaran risalahmu. ‘ Allah
telah menaklukkan matahari, bulan, bahkan siang dan malam untukmu. Habib
bin Malik memiliki seorang putri yang pernah jatuh, sehinga tidak
memiliki tangan, kaki, dan tidak pula memiliki dua bola mata. Sampaikan
kabar gembira kepadanya bahwa Allah telah menganugrahi putrinya dengan
kedua belah kaki, tangan, dan kedua bola matanya, sehingga dapat normal
kembali seperti semula”, Kata Malaikat Jibril.
Dengan wajah bersinar dan penuh kegembiraan, Rasulullah pun turun
dari puncak Gunung Qubais diiringi 12.000 malaikat yang berbaris rapi,
dan Malaikat Jibril pun terbang ke angkasa.
Kemudian Rasulullah berhenti di makan Nabi Ibrahim. Beliau memberikan
isyarat kepada matahari, dan matahari pun langsung terbenam dengan
cepat, sehingga dunia menjadi gelap gulita. Lalu terbitlah bulan purnama
yang cahayanya terang benderang. Dan tatkala bulan sudah meninggi,
Rasulullah memberikan isyarat kembali dengan dua jarinya kepada bulan,
maka bulan pun meluncur dengan cepat ke bumi dan berhenti di hadapan
Rasulullah. Bulan bergetar bagaikan awan, lalu terbelah menjadi dua
keping.
Rasulullah langsung memasukkan kedua keping bulan tersebut ke dalam
jubahnya, kemudian mengeluarkannya kembali, yaitu satu dari lengan kanan
dan yang satu lagi lengan kiri. Lalu mengembalikan bukan yang terbelah
itu menyatu lagi dan bersinar kembali seperti sedia kala.
Bulanpun berseru dengan kerasnya, “Aku bersaksi tiada Tuhan selain
Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Sungguh,
beruntunglah orang yang membenarkanmu dan merugilah orang yang
mengingkarimu.”
Kemudian bulan dikembalikan ke langit seperti semula, dengan sinarnya
yang terang benderang, lalu terbenam. Dan matahari pun terbit seperti
semula.
Selanjutnya Habib bin Malik mengajukan tuntutannya yang ke dua, dan
langsung dijawab oleh Rasulullah, ” Sesungguhnya engkau memiliki anak
perempuan yang pernah jatuh, sehingga tidak memiliki tangan, kaki dan
dua bola mata. Namun sekarang Allah telah mengembalikan semua anggota
badannya seperti semula. “
Mendengar penuturan beliau dan setelah menyaksikan mukjizat dengan
mata kepalanya sendiri, Habib bin Malik langsung berdiri tegak dan
berseru, ” Wahai masyarakat Mekah, tiada kufur setelah iman, tiada
keraguan setelah yakin. Ketahuilah bahwa aku menyatakan diri memeluk
Islam.”
Keislaman Habib diikuti oleh seluruh prajuritnya, dan serentak mengucapkan dua kalimat syahadat: Asyhadu an Laa Ilaha Illallah Wadhadu Laa Syarika Lahu. Wa Asyahadu anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluhu.”
Abu Jahal tersentak dan protes, “Wahai paduka raja, apakah Anda mempercayai tukang sihir dengan segala aksinya itu?”
Namun, Habib bin Malik tidak menghiraukannya dan segera kembali ke
negeri Syam sebagai seorang Muslim. Sesampainya di istana, putrinya yang
telah sembuh langsung menyambut kedatangan ayahnya seraya mengucapkan :
Asyhadu an Laa Ilaha Illallah Wadhadu Laa Syarika Lahu. Wa Asyahadu anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasuluhu.”
Dengan penuh keheranan Habib bertanya, “Wahai putriku, dari mana kau bisa belajar kalimat yang bagus ini?”
” Seorang lelaki datang kepadaku di kala aku sedang tidur, kemudian
ia memberitahukan, ” Ayahmu telah memeluk Islam, jika kau mengikuti
jejaknya niscaya akan ku kembalikan anggota badanmu seperti semula. ”
Maka, aku pun menyatakan memeluk Islam dalam tidurku itu. Pagi harinya,
tubuhku menjadi normal kembali sebagaimana yang ayah lihat, ” tutur
putrinya.
Hari berikutnya, Habib bin Malik mengirimkan hadiah berupa emas dan
perak serta pakaian yang di angkut oleh 5 ekor unta, lengkap dengan para
budak yang mengusungnya, untuk diserahkan kepada Rasulullah di Mekah
al-Mukaramah.
Saat rombongan pembawa hadiah tersebut mendekati kota Mekah, Abu Jahal menghadangnya. “Milik siapa kalian?” serunya.
” Kami milik Raja Habib dan hendak menyerahkannya kepada Rasulullah, ” Jawab mereka.
Namun, Abu Jahal memaksa mereka untuk menyerahkan hadiah itu kepada dirinya, sehingga terjadilah pertempuran di antara mereka.
Sehingga, berkumpullah masyarakat Mekah dan paman-paman Nabi Saw.
Para budak pun berkata, “Sejumlah hadiah ini berasal dari Raja Habib bin
Malik yang hendak diserahkan kepada Nabi Muhammad, namun Abu Jahal
menghadangnya karena mengira hadiah ini untuk dirinya. “
Datanglah Rasulullah dan berkata, “Wahai masyarakat Mekah, maukah kalian menerima usulanku?”
” Kami bersedia, ” jawab mereka.
” Kita tanyakan langsung kepada unta-unta itu, untuk siapa sebenarnya hadiah itu?” usul beliau.
Kita tunda dulu sampai besok, ” usul Abu Jahal. Dan Nabi pun menerima usulan Abu Jahal tersebut.
Untuk persiapan esok, Abu Jahal pergi ke rumah patung sembahannya dan
berkurban untuk patung itu, serta tidur di sampingnya sampai pagi hari,
dengan harapan agar perkaranya dengan Nabi esok dapat dimenangkan
olehnya.
Pagi harinya, seluruh masyarakat Mekah sudah berdatangan, termasuk Nabi Muhammad yang didampingi oleh paman-paman beliau.
Abu Jahal mendapat giliran yang petama. Ia kelilingi unta-unta itu
seraya berkata, “Hai unta, berbicaralah atas nama Lata, ‘Uzza dan
Manat!”
Ia sebut berulang-ulang sampai matahari meninggi, namun tak terdengar
jawaban dari unta-unta itu. Karena bosan menunggu, masyarakat Mekah pun
berteriak kepadanya, “Hai Abu Jahal, sudah cukup. Sekarang giliran
Muhammad. “
Nabi pun mendekati unta-unta itu, lalu bersabda, “Hai sekalian unta ciptaan Allah, berbicaralah kalian dengan kekuasaan Allah. “
Salah satu unta berdiri mewakili yang lain, dengan suara keras
berteriak, “Hai masyarakat Mekah, kami ini adalah hadiah dari Raja Habib
untuk Muhammad Saw. “
Mendengar ucapan dan jawaban unta itu, Abu Jahal merasa malu dan
segera pulang meninggalkan tempat itu dengan hati yang marah bercampur
dongkol kepada Nabi Muhammad. Kepada seluruh masyarakat Mekah yang
menyaksikan peristiwa itu, Abu Jahal mengatakan bahwa Muhammad adalah
tukan sihir. Abu Jahal masih tidak mau menerima kebenaran yang datang
dari keponakannya itu, yang tak lain adalah Nabi Muhammad.
Kemudian Rasulullah menuntun unta-unta yang membawa hadiah dari Raja
Habib itu ke Gunung Qubais. Setelah sampai di puncaknya, Rasulullah
mengeluarkan semua isi kantong yang berisikan emas dan perak serta
benda-benda berharga lainnya, kemudian ditimbun seperti bukit. Lalu
beliau bersabda, “Jadilah kalian pasir!”
Maka barang-barang berharga, berupa emas, perak dan perhiasan lainnya
itu berubah menjadi bukit pasir. Sampai sekarang tempat itu masih ada,
berupa bukit di Gunung Qubais, tepatnya di Kota Mekah al-Mukaramah.■
google