-->

Perempuan Perkasa Penambang Pasir Gunung Kidul




Sebagian kaum Perempuan di daerah dusun Sidorejo Karangtengah Wonosari setiap harinya bekerja mengais rejeki dengan cara menambang pasir. Sekitar 35 perempuan dari dusun ini memanfaatkan pasir dari kali oya yang membelah kampung mereka untuk memenuhi nafkah keluarga.

Bariyem (60) salah seorang penambang pasir mengaku sudah 30 tahun menggeluti pekerjaan ini. Bermodal tekad dan sedikit kemampuan berenang dirinya bersama puluhan perempuan lainnya bergelut melawan derasnya arus kali oyo. Menurut Bariyem pekerjaan ini terpaksa dilakoninya untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.

Sementara itu para suami penambang pasir ini setiap harinya sebagian bekerja sebagai pedagang kaki lima sebagian lagi bekerja sebagai petani. 
“Meski berat, namun hanya pekerjaan inilah yang dapat kami lakukan untuk membantu suami dalam mencari nafkah.” Katanya

Untuk mendapatkan pasir, perempuan-perempuan penambang pasir ini masuk ke dalam kali dan menyelam. Pasir yang terdapat di dasar kali mereka keruk dan dikumpulkan dengan menggunakan keranjang dari bambu. Pasir yang terkumpul digendong dan dibawa ke daratan.

Bersama puluhan perempuan lainnya, Bariyem dalam setiap harinya mampu mengumpulkan sekitar 3 rit pasir. Pasir yang terkumpul diambil oleh para tengkulak. Setiap 1 rit pasir dihargai sekitar Rp. 90 ribu. Hasil penjualan tersebut dibagi rata semua penambang.

Meski pekerjaaan yang dilakoni tergolong berat, penghasilan yang di dapatkan penambang pasir ini tergolong minim. Wastini (48) salah seorang penambang lain mengaku dari hasil mencari pasir setiap harinya dirinya mendapatkan Rp 10 – Rp 12 ribu.

“Pekerjaan ini akan tetap kami lakukan meskipun hasil yang kami dapat setiap harinya sedikit.” Ujar Wastini
Tanpa mengenal lelah, sepulang dari menambang pasir, perempuan-perempuan penambang pasir dari dusun Sidorejo langsung mencari rumput untuk memberi makanan ternak. 

Waktu benar-benar dimanfaatkan oleh perempuan-perempuan dari dusun Sidorejo. Sedikit harapan yang tetap menyemangati kerja keras mereka. Mereka berharap dari hasil keras yang dilakoni akan dapat merubah hidup. Mereka sadar tanpa keterampilan yang memadai, untuk bertahan hidup tenaga menjadi andalan pokok.

redaksi Gunung..

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel